pastikan secangkir kopi menyertai anda saat memasuki blog ini, dan nikmati kekentalannya............

Rabu, 23 November 2011

OPENNESS

Salah satu unsur dari budaya perusahaan adalah CODE, dimana huruf O pada CODE merupakan kepanjangan dari openness, yang berarti keterbukaan. Dengan demikian berarti perusahaan membentuk budaya yang unik, yaitu Budaya Keterbukaan.
Dan Goleman, Pat Ward Biederman, dan Warren Bennis, dalam bukunya yang berjudul “Transparansi: Bagaimana Pemimpin Menciptakan Budaya Keterbukaan” berpendapat bahwa aliran informasi yang tidak terhalang sangat penting bagi kesehatan organisasi. Keterbukaan merupakan sesuatu yang penting bagi kesehatan pribadi dan organisasi. Organisasi membutuhkan keterbukaan sebagaimana jantung membutuhkan oksigen.
Dalam buku lain disebutkan juga bahwa keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan dan didapat oleh masyarakat luas dan merupakan kondisi yang membutuhkan partisipasi dari masyarakat.
Berdasarkan teori tersebut keterbukaan lebih ditekankan terhadap penyampaian informasi yang jelas, transparan dari setiap individu dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. Keterbukaan bukan berarti buka-bukaan. Keterbukaan merupakan keinginan menyampaikan sesuatu yang dapat diketahui oleh orang lain dengan tujuan mencapai kebaikan bersama.
Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sikap keterbukaan juga menuntut komitmen dan mentalitas seluruh karyawan dalam melaksanakan kebijakan perusahaan.
Sikap terbuka adalah sikap untuk bersedia memberitahukan dan sikap untuk bersedia menerima pengetahuan atau informasi dari pihak lain.
Berpikiran terbuka, menerima berbagai pandangan baru untuk kemajuan perusahaan adalah kunci sukses perusahaan yang inovatif. Banyak maju dan berkembang dengan inovasi sadar benar akan manfaat keterbukaan dengan mempersilahkan para mitranya seperti karyawan, pemasok dan pelanggan terlibat dalam pengembangan produk dan layanan baru.
Ada sebuah perusahaan industri menjadi besar dan berkembang pesat dengan strategi bertahan hidup dari 50% produk baru yang gagasannya berasal dari luar organisasi. Konsep yang mereka jalankan yaitu “Open Innovation” konon katanya konsep tersebut merupakan salah satu Best Practice di perusahaan mereka.
Danone Aqua berbeda, kita tidak mesti meniru bulat-bulat apa yang dikerjakan oleh perusahaan tersebut diatas. Tapi prinsip keterbukaan atas gagasan, jelas harus ditiru. Keterbukaan ini bahkan untuk sesuatu yang sudah kita anggap sukses dan mapan berjalan di perusahaan kita. Karyawan dengan semangat entrepreneurial tentu tidak seperti ini cara pandangnya. Bagi mereka, hanya berpatok kepada cara dan ide yang mapan, sama artinya dengan melepas peluang dalam berbagai bentuknya seperti kemungkinan hadirnya satu trend baru.

Walaupun terbuka, bukan berarti kita “all out” menerima apa saja sajian gagasan baru. Kadang orang salah menginterpretasikan pentingnya “banyak” gagasan baru untuk inovasi. Terbukalah terhadap gagasan-gagasan yang relevan untuk permasalahan kita. Permasalahan yang kita prioritaskan. Pada gagasan yang terkait seperti inilah konsentrasi gagasan baru kita kerahkan.
Di sisi lain, “terbuka” juga bukan berarti memberitahukan semua masalah kita ke berbagai pihak. Soal keamanan, aturan-aturan internal, masalah legal perusahaan dan masalah-masalah pelik yang cuma perlu diketahui secara internal, tidak perlu dibuka ke khalayak. Terlalu besar risikonya kalau ini juga melibatkan pihak luar.
Intinya, budaya keterbukaan sama dengan kebiasaan untuk membuka diri atau terbuka.
Contoh kongkrit budaya keterbukaan yang bisa diimplementasikan diantaranya :
- mendengarkan orang lain
- tidak menutup diri
- mau sharing atau berbagi